Halaman

Rabu, 17 April 2013

Siswa Siap dan Optimis Ikuti UN

Kupang, NTT -- Reynaldy Stefano Rohi Djawa, kelas XII SMA Giovanni, Kupang, NTT sangat percaya diri sekali akan optimal mengerjakan UN dan lulus sekolah dengan nilai memuaskan. Baginya rangking bukan faktor utama dalam belajar, tetapi bagaimana proses pembelajaran yang didapat dari sekolah dapat berguna.
Khusus persiapan UN sendiri, Reynaldy sudah 6 bulan pendalaman materi di sekolah dan juga belajar kelompok bersama teman-teman seusai sekolah. "Teman saya sekitar 10 orang belajar bersama," tuturnya ketika ditemui di rumahnya di Kupang pada Senin (15/04).
Reynaldy yang kerap mendapat beasiswa di sekolahnya mengaku sudah sangat siap karena dirinya merasa sudah belajar sangat tekun selama 3 tahun. Beasiswa yang didapatpun juga dari hasil prestasi belajarnya dan selalu digunakannya untuk biaya tambahan sekolah.
Bagi penggemar olahraga bulu tangkis dan sepak bola ini juga terlihat sangat bersemangat belajar kisi-kisi UN yang diajarkan di sekolah, termasuk dengan mencari mandiri melalui internet, buku-buku, dan juga selalu belajar bersama. "Saya semangat belajar karena melihat teman-teman juga semangat belajar. Motivasi tinggi untuk mengimbangi prestasi teman-teman," ujarnya optimis.
Siswa kelahiran 6 Mei 1995 ini juga merasa sangat senang sekali dengan sistem UN tahun ini dengan 20 variasi soal. Menurutnya sistem ini lebih bagus karena tiap siswa akan fokus dengan soalnya sendiri. Siswa juga akan mengukur sendiri kemampuannya untuk menyelesaikan soalnya masing-masing. "Apalagi dengan sistem barcode yang kita tidak bisa membandingkan dengan teman soal kita dapat paket apa. Saya menilai kemungkinan besar untuk menyontek sangat sulit. Bahkan saya penasaran sekali dengan UN dan tidak sabar ingin ujian. Seperti apa soal itu rasanya," tegasnya.
Ketika diminta pendapat mengenai isu kerja sama siswa pada UN tahun lalu, Reynaldy merasa sangat miris dan sedih sekali. "Itu sangat merusak. Pemikiran saya itu dapat menurunkan mutu pendidikan. Karena kalau ada anak kerja sama mengerjakan UN, mutu anak itu akan kelihatan di universitas. Pasti semua orang tidak sempurna. Tetapi pede lah jangan terlalu minta harapan dengan orang lain," ujarnya menyayangkan.
Di sisi lain, dirinya tetap merasa optimis ketika mendengar adanya penundaan UN di Kupang. "Dengan adanya penundaan ini, saya terus belajar dan berdoa kepada Tuhan untuk menggenapi semua usaha belajar saya selama tiga tahun ini. Saya optimis sekali," ujarnya dengan logat NTT yang kental.
Reynaldy yang bercita-cita melanjutkan kuliah di Universitas Nusa Cendana Kupang jurusan Kedokteran memberikan saran kepada teman-temannya untuk tidak khawatir menghadapi UN. "Jangan takut UN, pasti bisa. Intinya belajar dengan tekun, terus berdoa kepada Tuhan," harap calon dokter spesialis anak ini. Sukses selalu Reynaldy. [FA]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar